In The Deep of The Sea - PART II
PART II
Suatu
hari...
Disebuah sekolah
menengah ternama “Black Boxer Junior High School” sedang dilaksanakan acara
meriah yang menghadirkan seluruh wali murid serta profesor-profesor yang
mengajar di sekolah menengah itu, hingga mengundang seluruh petinggi kerajaan
dan seluruh raja. Acara meriah ini diadakan setiap tahun dan yang mengurus
acara ini adalah murid-murid terpilih dan berprestasi yang akan lulus. Acara yang
selalu ditunggu-tunggu oleh semua orang, yaitu pesta penyambutan siswa baru
Black Boxer Junior High School. Black Boxer Junior High School adalah sekolah
dimana menargetkan setiap siswa/siswinya meraih minimal 1 medali emas setiap tahunnya,
sekolah dimana berisi putra dan putri kerajaan yang hanya bisa bersaing
didalamnya, atau anak lain yang bisa masuk karena prestasi mereka yang bisa
meraih penghargaan medali emas dalam kompetisi sesamudra, sebelumnya selama di
sekolah dasar. Jadi sudah jelas, tidak sembarang anak bisa masuk ke sekolah paling ternama
sesamudra Blue Hole tersebut.
“Oke, selanjutnya adalah sambutan-sambutan
dari Kepala Black Boxer Junior High School, Mr.Prof.Dr. Brocoli Krokol !! Tepuk
tangan yang meriaaah!!!” salah satu MC sekolah ternama itu yang terkenal
dengan prestasinya yang telah meraih penghargaan sebagai Miss Black Boxer.
Kemudian kepala
sekolah itu mulai menyampaikan kata-kata penyambutannya untuk acara meriah
tersebut. Dengan sedikit candaan agar tidak membuat para pendengarnya terlalu
kaku dalam acara santai tersebut.
“Acara ini.. meriah sekali, bagaimana bisa
aku memasuki sekolah paling ternama ini? Bagaimana bisa aku mendapat undangan
untuk menjadi murid dari sekolah yang berisi anak-anak berkalungan medali emas
dimana-mana? Apakah ini nyata? Atau hanya mimpi yang membutakan impianku saja?”
bisik Dora dalam benaknya yang masih tidak percaya ia benar-benar akan menjadi
murid dari sekolah yang berisi anak-anak berprestasi, anak-anak raja-raja
terkenal.
“Dora, kau
harus bersiap-siap sebentar lagi kau akan maju untuk menerima kalung bunga itu
sebagai tanda penerimaan murid baru, oke?” kata kak Moni sambil merapikan jas
berwarna biru dongker yang dipakai Dora untuk sesi penerimaan murid baru
tersebut. Terlihat bukan, semeriah apakah acara tersebut?/.
Namun Dora
masih melamun . Ia tak percaya akan apa
yang terjadi didepan matanya. Ia tak bisa membayangkan bagaimana penampilannya
saat nanti maju ke atas panggung menerima rangkaian bunga dengan tatapan mata
ratusan penonton menuju ke arahnya dan diiringi alunan biola yang indah.
“Dora, kau dengar kakak? Hei, jangan melamun, kau ini
akan menjadi murid sekolah terbaik, jadi jangan khawatir sekarang dan kosongkan
saja pikiranmu.” Kata
kak Moni menenangkan Dora yang terlihat tegang dan melamun daritadi.
“Dora? Dora? Sebentar lagi kau akan maju.. hei
jangan, melamun terus. Dora?!” namun masih belum ada respon dari Dora. Ia
masih saja melamun.
“Dora?!!”
bentak kak Moni menyadarkan Dora dari lamunannya.
“Ah, iya
kak! Maaf aku melamun sejak tadi..” jawab Dora kaget dan gugup karena bentakan
kakaknya.
“Sebenarnya
apa sih yang kau pikirkan hm? Oke, aku tau kau pasti takut kan? Kau
gugup? Kau tidak percaya diri hm? Ayolah,
dimana Dora si adik kecil yang kukenal Dora itu selalu ceria dan sepertinya ini
bukan seperti Dora yang kukenal sejak kecil yang bahkan eyy.. pernah merusak hari spesial kakaknya dulu ekhm” kata kak Moni dengan sedikit
menyindir Dora dimana saat kecil dulu Dora pernah merusak pesta ulang tahun
kakaknya tersebut.
“Oh Tuhan
kak Moni, ayolah hibur aku, agar tidak takut bagaimana ihh.. lagian aku kan sudah minta maaf, kakak juga sudah
memaafkannya kan? Atau jangan-jangan kak Moni tidak ikhlas memaaflkanku?” kata
Dora sambil merengut sedih, ia menunduk dan memperlihatkan bagaimana kakinya
gemetar hebat karena takut.
“Uh uh uh uh,, aduuh maaf kakak
membuatmu sedih begini haha, kakak
ikhlas kok memaafkan kamu. Jadi sekarang tersenyumlah, tetaplah percaya diri
dan jangan takut ya? Seorang Dora yang kukenal selama ini tidak pernah begini
sebelumnya, jadi tetaplah menjadi Dora seperti yang kukenal, oke?” kata kak
Moni berusaha menghibur Dora. Kak Moni masih merapikan jas yang digunakan Dora,
ia ingin melihat bagaimana adik kesayangannya ini terlihat cantik dengan jas
biru dongker dan berkalungkan rangkaian bunga.
“Kak?”panggil
Dora.
“Hm?” jawab kak Moni yang sibuk mengurus
penampilan Dora agar terlihat sempurna diatas panggung untuk menerima rangkaian
bunga.
“Tolong bedaknya..!” kata kak Moni
memanggil salah satu panitia pengurus ruang persiapan.
“Kak, apakah aku akan terlihat cantik
nanti?” tanya Dora tidak percaya diri. Ia terus memandangi cermin.
“Hm..”jawab kak Moni bermaksud membenarkan ucapan Dora. Dan sibuk mendandani
Dora.
“Apakah eyelinernya masih? Tolong bawa ke ruang 56..!” teriak kak Moni pada panitia
pengurusnya.
“Apakah aku
akan sukses menerima bunga itu? Apakah bunga itu akan terkalungkan dengan baik
dileherku? Apakah aku akan melakukannya dengan baik di atas sana?” tanya Dora
pada kakaknya yang sibuk meriasnya.
“Ini eyeliner terakhir, silahkan” salah satu panitia pengurus ruang
persiapan datang memberikan apa yang diminta kak Moni.
“Iya terima kasih, aku akan menggunakannya denga bijak” jawab kak Moni dan dibalas senyum
dari panitia tersebut.
“Hmm..” jawab kak Moni membenarkan ucapan
Dora.
“Kak, akuu..
tak ..” kata-kata Dora terpotong.
“Takut? Makan
apa kau ini sebelumnya hm? Seorang Dora
yang periang ini seharusnya tak pernah mengeluh jadi jangan mengeluh, oke?”
kata kak Moni sambil bangun dan mengangkat bahu Dora lalu mundur memperhatikan
penampilan Dora dari kejauhan.
Kak Moni menekuk tangan kanannya dan
memegang dagu serta tangan kirinya menekuk dan punggung tangannya menyangga
siku tangan kanannya. Ia terlihat berpikir sejenak lalu tersenyum merasa
sempurna dengan hasil riasannya.
“Bagaimana kak? Apakah aku terlihat
cantik? Apa semua persiapannya sempurna?” tanya Dora yang masih tidak percaya
diri dan terus memperhatikan pantulan dirinya dalam cermin besar.
“Aigoo..
kau terlihat sempurna princess, kau
mungkin bisa menjerat semua murid laki-laki baru angakatanmu ini .. Oh Tuhan,
adikku ini sangat cantik rupanya, dan dia akan segera menjadi seorang murid
sekolah terbaik ini ck ck..” kata kak
Moni sambil membersihkan bagian bahu Dora.
Dora hanya terdiam. Ia masih terlihat
gugup dan tidak percaya diri.
“Dimohon untuk calon siswa dan siswi Black Boxer Junior High School yang
akan dilantik segera mempersiapkan diri di belakang panggung dalam 10 menit dan
untuk wali murid untuk segera kembali ke kursi penonton agar acara dapat
berjalan dengan lancar, mohon kerjasamanya.” Pengumuman panitia pengurus ruang persiapan.
“Uh, waktunya habis, aku akan kembali
bersama ayah, oke? Ingat, jangan gugup, tetaplah percaya diri dan jangan ragu,
oke? Aku dan ayah akan men-supportmu
dari kursi penonton..” kata kak Moni sebelum pergi.
Dora hanya mengangguk. Ia terus
memerhatikan cermin dengan tatapan kosong.
“Sudah, ayo nanti waktunya habis,
pergilah ke belakang panggung, aku akan segera keluar.” Kata kak Moni sambil
menyemangati Dora.
“Iya kak, doakan aku ya” kata Dora
tersenyum pesimis.
“Yayaa... akan
kudoakan, tapi... kau harus pd oke?”
kata kak Moni menyemangati Dora. Lalu melirik kearah luar ruangan bermaksud
menyuruh Dora segera keluar ruangan.
Dora hanya tersenyum lalu keluar
ruangan dengan sedikit ragu. Ia tetap berjalan walau sangat tidak percaya diri.
Ia menoleh kebelakang lagi kearah kak Moni sambil memerlihatkan wajah yang
ragu.
Kak Moni hanya tersenyum dan
menyemangati Dora, tangan kanannya menekuk keatas dan telapak tangannya mengepal.
Dora membalas dengan senyum indahnya. Kak Moni menghembuskan napas beratnya
sambil tersenyum. Dora lalu digandeng oleh seorang panitia pengurus persiapan
untuk menuju belakang panggung. Kak Moni lalu segera merapikan ruangannya dan
segera kembali duduk ke kursi penonton.
“Apakah Dora sudah siap?” tanya ayah.
“Sudah ayah, aku sudah mempersiapkan
semuanya.”
“Bagaimana dengan saudarimu yang
lain? Apakah benar-benar tak ada lagi yang bisa datang?” tanya ayah.
“Tidak ayah, mereka semua sibuk.”jawab
kak Moni.
Ayah hanya mengangguk kecewa.
“Selanjutnya adalah penerimaan siswa dan siswi baru Black Boxer Junior
High School ..!!”
Semua penonton berdiri sambil
bertepuk tangan.
“Apakah ini saatnya Dora maju?” tanya
ayah.
“Iya ayah, Dora akan maju, dia akan
terlihat sempurna” jawab kak Moni sambil tersenyum.
Satu persatu
calon siswa dan siswi maju dengan gagah dan anggun. Hingga tiba giliran disebut
‘Gheadora Einstein’ ayah dan kak Moni lansung berdiri agar bisa melihat dengan
jelas.
Tiba-tiba saja lampu padam dan semua menjadi gela gulita
dalam sesaat..
Komentar
Posting Komentar