No Exception





Dulu, semua orang menganggap aku keren.

Dulu, semua orang menganggap aku hebat.

Dulu, aku banyak mengarungi benua dan samudra.

Ya, aku adalah sang captain.

Dulu, tapi itu semua dulu, sekarang aku adalah seorang DETEKTIF.

Alkisah di mulai ketika aku memutuskan untuk selesai menjadi kaptain kapal. Pengalamanku serasa sudah cukup ketika seseorang menawariku sebuah pekerjaan yang mungkin cukup berbahaya. Ini membuatku semakin tertantang. Profesi kedua ku sebagai detektif dimulai.

Yaa, pekerjaan ku dumulai hari ini. Pertama aku berjalan mengitari komplek perumahan, menghirup udara segar seraya menghilangkan semua gundah gulanaku. Mungkin, aku belum terbiasa dengan susana darat, terlintas dalam hati rasa rindu akan bau angin laut, rindu akan ikan yang berjalan bersebalahan. “ahh, sudah lupakan”, pikirku menghibur.

Tapi kenangan akan pelayaran tak kunjung hilang juga, mengingat dengan gagah aku memakai seragam kebesaran, topi captain dan name tag-ku, Hirarki Leksa. Aku benar-benar merindukan itu. Tapi tugas dari negara lebih penting sekarang.

Akhirnya, ku putuskan untuk pergi ke pelabuhan dan berjalan di pinggir pantai. “hormat! Siang captain!” Reno dengan tergopoh menyapaku. “siang!, kau masih sama seperti dulu” jawabku dengan seulas senyum. Yaa, Reno adalah salah satu anak buahku yang sangat tekun. Bagiannya adalah mengurus dek kapal. Waduhh, tanpa sadar banyak orang yang sedang menyapa ku, dengan cepat sosok Reno tak kelihatan batang hidungnya. “captain kok malah melamun, captain halo captain” pekik seorang. “oh iya, merindukan kalian” jawabku cepat. Semua tertawa. “maluu” kata ku dalam hati, sambil tersenyum masam. Mereka semua mulai kembali ke bagian masing-masing dalam bongkar muatan. Ku amati mereka.

45 menit kemudian.

Tiba-tiba, seorang berteriak dengan kencang, “kapal angkatan 201-fx hilang”. Dengan cepat semua lari ke sumber suara, aku tak mau kalah, kudatangi sumber suara.

Dengan wajah pucat, Doni sang sumber suara yang berteriak tadi, menjelaskan. “tadi masih ada, tertambat waktu semua orang membongkar muat kapal yang baru saja tiba, kapal itu ada di ujung pelabuhan, sekarang tak tahu di mana wujudnya.” Sambil terengah-engah.

Baiklah, ini kasus pertamaku.....

Naluri detektifku mulai berjalan, seribu macam kemungkinan sudah ku pikirkan. Tidak lama kemudian mataku tertuju dengan seorang laki-laki bertopi hitam dengan baju bunga-bunga denga satu orang lagi berkostum sama. Mungkin sedang berlibur. Terlihat dari bajunya yang berbunga.

Sesegera mungkin aku mengumpulkan petunjuk, dan kembali kerumah.

Kriiiiing!! Kringgg!! Telfon berbunyi,

“halo dengan captain leksa?”.

 Kujawab dengan cepat “iya betul, ini dengan siapa ya? “.

“baik, jika kau memiliki ingatan yang baik kau akan ingat Yos Kido”

Terdiam sejenak, “oiya, sersan Yos, bagaimana?”

“ jadi dengarkan baik-baik detektif, mercusuar di pelabuhan tempat kapal angkatan 201-fx menghilang, telah dibajak pada hari yang sama ketika kapal hilang, aku ingin, kau sesegera mungkin memecahkan misteri ini.” Jelas sersan Yos.

“siap sersan, akan ku selidiki secepat mungkin, dan akan saya akan hubungi anda”

Sersan Yos menjawab dengan tenang , “akan kutunggu telfon dan kabar baik darimu”

Tuuut!! Tuuuuuut!! Tuuuut!!

Telfon terputus.

Mulai ku berfikir kembali, “ketika itu semua orang sibuk membongkar muat dan menyapaku, tak ada orang yang berpatroli, mereka sibuk bongkar muatan karena muatan sangat banyak, dilihat dari cepatnya kapal menghilang, pastinya nahkoda dapat melakukan pelayaran yang bagus dan hebat”

Yah, aku mulai bingung lagi, sedangkan kondisi di pelabuhan benar-benar tegang dengan kejadian itu, captain mereka yang baru, menghukum orang-orang yang harusnya berpatroli. Itu bahkan tak memperbaiki suasana mencekang di sana.

Baiklah, untuk mendapat informasi, aku memutuskan untuk mengubungi Reno. Apa yang sedang dilakukannya ya? Gumamku dalam hati.

“halo Reno” sapaku lewat telfon.

“h-h-h-halo captain” jawabnya kaget.

“bagaimana keadaan di pelabuhan sekarang?”

“emm, baik-baik saja captain, maaf captain, saya sedang sibuk.”

“baiklah, lanjutkan tugas mu.”

Kututup telfonnya.

“Sepertinya aku masih punya pengintai handphone anak-anak buahku, coba mereka sedang apa sekarang” fikirku. Dengan cepat, ku aktifkan perangkat pengintai, satu-satu nama dan tempat mereka sekarang muncul. Kenapa nama reno tak ada?. Ini aneh.

Sekarang, aku cek siapa saja yang melewati perbatasan wilayah sebelah utara. Betapa kagetnya diriku ketika mendapati nama captain Hirarki Leksa yang meminta izin untuk melewati. Aku sudah lumayan lama tak menginjakkan kaki ku di kapal, mengapa muncul nama ku? Sungguh tak benar.

Berarti ku putuskan untuk mencari izin wilayah yang lebih jauh. Tetap saja namaku yang muncul.

Layar handphoneku bergetar, ada e-mail masuk. Ini dari teman captainku Yashimaka Arena.

Ini bunyinya “hello Leksa, what’s up? Do you know? I miss you very much, just now, i saw your crew, Reno, he is taking a walk at Japan, with someone, i dont know who is she, does he take holiday? okey, i just want to tell it. Always miss you-Yashimaka Arena”

Mulai ku cek, aplikasi pengintai handphone anak buahku, untuk kedua kalinya, tak terantum nama Reno.

Kujawab e-mail  Yashimaka, “hai, great bro! And you’re? Miss you too. Do you know, i always have some mysterius job for him, just kidding, hehehe. He now at harbour checking ship, maybe you see the other people. Always want to see you Yashimaka”

Kututup layar handphone, aku mulai curiga, setelah itu ku tanyai captain pengganti, “apakah Reno di sana?”.  “aku tak melihatnya, mungkin dia sedang di toilet” jawab si captain. Aku menunduk bingung. Beberapa menit kemudian, “tunggu, tak ada Reno di sini” kata captain singkat.

Setelah kupikir matang-matang, kemungkinan yang pertama, saat menyapaku, Reno sangat gelisah, kemudian dia tak kunjung terlihat bahkan saat semua orang mebongkar muat. Kemungkinan kedua, dia sudah sering berlayar bersamaku, pastinya dia tahu identitas kartu ijin keluar wilayah milik ku dan pastinya dia sudah hafal isinya. Kemungkinan ketiga, dia pasti mendekati nahkoda ketika pekerjaannya di dek sudah selesai, terkadang, malah Reno yang menggantikan nahkoda untuk beberapa saat. Dan dia termasuk orang yang lincah mengendarai kapal sedang seperti angkatan 201-fx.

Baiklah, ini belum cukup kuat bukti. Aku akan menanyakan petugas wilayah, siapa kiranya yang menyetor laporan izinku pada saat kapal hilang.

Beberapa menit kemudian, seorang lapor, bahwa Reno-lah yang meminta izin.

Segera, aku pergi ke pelabuhan, ku temui nahkoda, dan kutanyai dia, “apakah Reno dapat mengendari kapal dengan kecepatan di atas rata?”.”betul, dia sangat lincah, sangat pandai, dan cepat belajar”. Oke, bukti cukup kuat. Aku rekam.

Kulihat jam tangan menunjukkan pukul 8 malam. Kuputuskan untuk menginap di asrama pelabuhan, untuk melanjutkan penyelidikan besok.

Keesokan harinya, aku bangun pagi, kemudian aku pergi ke pinggir pantai, terbawa kebiasaan saat masih menjadi captain. Tunggu, aku melihat seseorang yang kemarin berjalan menggunakan topi dan baju berbunga. Kali ini bajunya berbeda yaa, memkai hem kotak dan celan gombrang. Kesempatan, kutanyai dia. “pagi mas, di sini liburan ya?”. “iya, liburan sudah 2 hari, ingin melihat bongkar muat kapal”, jawabnya. “kemarin sudah lihat bongkar belum?” tanyaku kembali. “belum pak, saya kemarin masih sibuk cari kapal yang di bongkar sebelah mana”. Berarti kemungkinan dia melihat pelaku yang membawa kapal. “mas, kemarin lihat kapal yang di pojok sebelah sana tidak? Yang warna abu ada tulisan fx” dengan cepat kutanya. “lihat, kapal itu dibawa oleh orang dengan sangat cepat, aku belum pernah melihat nahkoda yang begitu cepat pergi meninggalkan pelabuhan dengan mengendarai kapal diatas rata-rata” ceritanya. Kesempatan yang bagus untuk kutanya ciri-ciri fisik Reno dan itu sangat mirip. Bahkan temannya pun menjawab hal yang sama. Diam – diam aku merekam percakapan.

Buktiku sudah kuat.

Aku kembali ke rumahku. Ku telpon sersan Yos, dan melaporkan semua yang terjadi. Dengan segera, semua bukti yang telah ku kumpulkan.

Tak selang beberapa hari surat perintah untuk menangkap Reno di keluarkan. Reno berhasil di tangkap dan di introgasi.

Ternnyata, dia ingin mengajak jalan-jalan istrinya untuk ke luar negeri. Tapi apa daya, dia tak punya cukup uang untuk pergi, akhirnya dia nekat membawa 1 kapal dan mematikan pendeteksi handphone milik nya. Memang, tak ada anak buah yang boleh meminjamkan kapal sedang untuk kepentingan pribadi.

Sekarang, waktuku untuk menyelidiki kasus kedua, MERCUSUAR.



Karya : Nazzala Shafira

Komentar