In The Deep of The Sea
Di dasar laut, hiduplah kerajaan putri duyung, Kerajaan Tanktop Bottom yang dipimpin oleh Raja Einstein yang memiliki 7 putri duyung yang amat cantik. Mereka sudah lama kehilangan ibu mereka karena sengatan belut listrik saat hendak muncul ke permukaan laut. Diantara 7 putri yang cantik, ada satu putri yang sangat suka membuat onar dan kegaduhan di sekitar kerajaan. Dialah putri Dora, putri bungsu Raja Einstein. Putri Dora suka membuat onar disekitar kerajaan, salah satunya yaitu ketika di hari ulang tahun kakaknya, dia berlari-lari di pesta ulang tahun kakaknya sampai menghancurkan kue ulang tahun kakaknya yang paling besar dan mengotori seluruh tempat pesta. Hal itu membuat sedih hati kakaknya dan membuatnya harus dikurung dalam kamarnya selama 5 bulan sebagai hukuman yang diberikan oleh ayahnya.
“Dora! Bagaimana bisa kamu
menghancurkan pesta kakakmu?! Hukuman untukmu karena telah menghancurkan pesta
ini adalah kamu harus dikurung dalam kamarmu selama 2 tahun!”kata ayah
“Tidak ayah, itu terlalu berat
untuknya, dia terlalu kecil untuk hukuman seberat itu ayah. Berikan saja 5
bulan untuknya..” kata Moni, kakak pertamanya.
“Baiklah, ayah hukum kamu dalam
kamar selama 5 bulan! Jangan ulangi lagi! Paham?!” bentak sang ayah pada Putri
bungsunya.
“Baik ayah, Dora tidak akan
mengulanginya lagi..” jawab Putri Dora menyesal.
Namun ternyata hukuman terberat yang
diberikan ayahnya tersebut belum bisa membuatnya jera dari membuat kekacauan. Dia
juga pernah mengacaukan pesta peresmian rumah salah satu penduduk baru di
kerajaan. Putri Dora tersandung kabel saat sedang bermain dan membuat listrik di seluruh
dasar laut mati sehingga dasar laut menjadi gelap gulita dan membuat salah satu
gedung kerajaan terbakar habis karena konslet. Karena pada saat itu usianya
masih berumur 3 tahun, sang ibu pemilik rumah tidak tega memberikan hukuman
pada putri kecilnya hingga sang Raja tidak menghukumnya.
“Dora! Kamu mengacaukan lagi, kali
ini pesta bukan milik kita sayang, ayah perlu menghu..” kaata-kata ayah
terpotong oleh perkataan sang pemilik rumah,
“Jangan raja, dia terlalu kecil
untuk menerima hukuman, dia belum bisa memahami mana yang baik dan mana yang
buruk baginda, lagi pula ini adalah kesalahan yang tidak sengaja dia lakukan,”
kata sang pemilik rumah sambil membelai rambut Dora yang terlihat ketakutan.
Saat Putri Dora berusia 4 tahun, ia
sudah kehilangan ibunya. Hal itu membuat hatinya sangat sedih sampai
mengurungkan diri berbulan bulan dalam kamarnya dan tidak mau makan. Setiap malam
Dora menangis keras setiap kali ingin tidur karena teringat tidak ada lagiyang
akan mendongengkannya sebelum tidur.
“Huaaa!! Dora tidak mau makan!! Dora
tidak mau tiduuur!! Dora hanya mau ibuu!! Dora mau ibu kembaliii!!! Kembalikan
Ibu untuk Dora ayah.. Dora mau ibuu!!” rengek Dora sambil menangis keras tidak
bisa menerima kepergian ibunya.
“Tenanglah Dora, Ibu sudah pergi,
Ibu tidak akan kembali, disini ada ayah untukmu Dora, tenanglah kau memiliki
banyak saudara yang akan menyayangimu seperti ibumu nak..” kata ayah
menjelaskannya pada putri bungsunya yang masih belum bisa menerima kepergian
sang ibu.
“Iya Dora, kami ada disini untukmu,
kami akan tetap menyayangimu Dora” kata kakak pertamanya mencoba menenangkan
adik kecilnya sambil memeluknya.Dora terus menangis sampai dia tertidur dengan
pelukan ayah dan kakaknya setelah lelah menangis.
Dengan bujukan ke-6 kakaknya dan ayahnya akhirnya
ia mulai mau keluar dan mulai bisa menerima keadaan. Ia mulai beradaptasi
kembali dengan lingkungan sekitarnya. Lambat laun ia mulai bisa melupakan
kesedihan atas kepergian ibunya dan mulai kembali ke sifat aslinya yang suka
bermain dan membuat onar. Namun tetap sangat membekas di hatinya, ia akan
sangat membenci belut listrik yang telah membuat ibunya kehilangan ekor
duyungnya yang terbakar habis dan koma selama 2 bulan hingga akhirnya sang ibu
harus meninggalkan dunia selamanya.
“Kak,apakah
belut listrik itu benar-benar menyeramkan? Bagaimana bisa belut listrik itu
menyakiti ibu kak? Ibu kan ibu yang paling kuat, ibu kan punya ayah yang akan
melindungi ibu kak?” tanya Dora polos pada kakak pertamanya.
“Dora,
kita kan tahu, belut listrik itu musuh tebesar para duyung, lagi pula saat itu
ibu sedang tidak bersama ayah, bagaimana ayah akan melindungi ibu? Para prajurit
yang pergi bersama ibu juga kewalahan menghadapi si belut listrik. Sekarang tenanglah
Dora, belut listrik yang melukai ibu kan sudah ditangkap oleh ayah, kau tidak
perlu takut Dora” jelas sang kakak sambil menyiapkan makan untuk Dora.
“Tapi
belut listrik itu benar-benar menyebalkan kak, Dora akan sangat membenci belut
listrik selamanya!” kata Dora merengut kesal.
“Iya
sudah, sekarang makan dulu ya biar cantiknya nggak hilang ya, aaa..” kata Moni
sambil menyuapi Dora.
Namun, di lain sisi Putri Dora yang
sangat suka membuat onar, ada seorang pangeran dari kerajaan sebelah yang
sangat mengagumi Putri Dora dalam diam. Pangeran Patrick namanya. Pangeran
Patrick yang terkenal karena wajahnya yang sangat tampan yang mampu mengalihkan
pandangan semua makhluk kemana pun ia lewat. Dia berasal dari kerajaan
seberang, Kerajaan Bikini Bottom yang dipimpin oleh Raja Spngebob. Pangeran
Patrick memiliki tiga bersaudara, kedua adik laki-laki kemarnya terkenal dengan
kenakalannya. Mereka suka membuat onar dimanapun mereka berada. Mereka senang
sekali mengganggu kakaknya, Pangeran Patrick. Apalagi ketika Pangeran Patrick
sedang memerhatikan Putri Dora dari kejauhan.
“Wahh.. cantiknya putri kecil ituu..”
kata Pangeran Patrick mengagumi Putri Dora dari balik pagar kerajaannya.
“Aahahahahaha kak Patrick ketahuan
menyukai seorang putri ahahahaha” dua adik pangeran mengganggu Pangeran Patrick
saat sedang memerhatikan Putri Dora dari jauh. Mereka mendorong teropong yang
digunakan kakaknya untuk melihat Putri Dora dari jauh.
“Hei kembalikaan!! Dasar anak nakal
akan kulaporkan pada ayah yaa!! Awas saja kaliaann !!” bentak Pangeran Patrick
dengan nada kesal sambil mengejar kedua adik kembarnya yang sangat nakal.
“Laporkan saja pada ayah hahaha kami
juga akan melaporkan pada ayah kalau kakak sedang jatuh cinta ahahahaha” kata
kedua adiknya yang nakal sambil berlari membawa teropong kakaknya yang
digunakan untuk memerhatikan Putri Dora.
“Hei! Awas saja kalian!” bentak
Pangeran Patrick sambil mengejar kedua adik kembarnya yang nakal.
Suatu hari..
Karya : Farisa Adin P.
Karya : Farisa Adin P.
Komentar
Posting Komentar